Akhlak Pebisnis Muslim
1. Niat yang tulus. Niatkan dalam melakukan usaha atau bisnis semata-mata dalam rangka beribadah untuk mengharapkan ridha Allah ta'ala. Jin dan manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah (QS. Adz Dzariyat: 56).
2. Berbisnis dengan akhlak yang mulia. Jujur, amanah, sabar, menepati janji, kosekuen dalam pembayaran utang, memiliki sikap toleransi dalam menagih hutang kepada orang yang memang mengalami kesulitan dalam membayarnya, tidak menahan hak pegawai, tidak menipu.
3. Usaha yang halal. Hindari usaha haram meskipun mendatangkan keuntungan duniawi yang besar. Cukupkan diri hanya dengan yang halal.
4. Menunaikan hak. "Berikanlah upah kepada pekerja sebelum keringatnya kering." (HR. Ibnu Majah). Bayar hutang ketika sudah mampu membayarnya, jangan suka menunda-nunda. "Sikap orang kaya yang memperlambat pembayaran hutang adalah kezhaliman." (HR. Bukhari-Muslim). Bayar pula zakat ketika sudah mencapai nishab. "Barang siapa yang diberikan harta oleh Allah, lalu tidak menunaikan zakatnya, pada Hari Kiamat nanti harta itu akan diubah menjadi ular botak yang memiliki dua taring. Ular itu akan membelitnya, menggigitnya dengan kedua rahangnya -yaitu dua tulang rahangya-. Lalu ular itu berkata, 'Saya adalah hartamu, saya adalah simpananmu dulu...." (HR. Bukhari).
5. Menghindari riba. Riba adalah dosa besar yang diancam dengan siksa berat oleh Allah ta'ala. Bahkan, Allah mengancam akan memerangi orang yang masih suka memakan harta riba (QS. Al Baqarah: 278-279). Rasul shallallaahu 'alaihi wa sallam bahkan melaknat orang-orang yang terlibat dalam transaksi riba. Jabir bin Abdullah radhiyallaahu 'anhu meriwayatkan, Rasululullah shallallaahu 'alaihi wa sallam melaknat pemakan riba, pembayar riba, juru tulisnya, dan saksi dari kedua pihak. Rasulullah menegaskan bahwa semuanya sama saja." (HR. Muslim).
6. Loyal (setia) kepada orang-orang beriman. Seorang pebisnis muslim harus memiliki sikap wala (kecintaan/setia) kepada kaum muslimin. Dia tidak boleh menyokong musuh umat yang secara terang-terangan memusuhi Islam dan kaum muslimin. Bukti riil dari sikap ini di antaranya adalah memprioritaskan belanja di warung/toko/perusahaan milik muslim. Hindari sekuat tenaga berbelanja di perusahaan yang secara terang-terangan memusuhi kaum muslimin.
Wallahu a'lam bish showab.
Bumi Allah, 1 Januari 2017
Abu Muhamad Ghilman
Komentar
Posting Komentar