Bismillah
Akan ada masa-masanya kita berada di titik jenuh dengan dunia. Pergaulan. Hura-hura. Foya-foya. Hobi dunia. Dan ingatlah itu semua hanyalah kesenangan sesaat.
Semua akan habis bila tiba masanya.
Ada yg menyadarinya setelah menjadi mayat. Saat tidak bisa bergerak. Saat tubuhpun telah kaku, lidah pun telah kelu. Cuma sesal yang didapat.
"Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya." [QS. Al A'raf: 34]
Beruntunglah bila masih ada yg menasehatimu. Entah itu temanmu. Entah itu suamimu. Entah itu istrimu, anakmu, atau post yang kau baca ini.
Bila ada yang peduli dengan akhiratmu, itu berarti Allah ﷻ masih sayang saat ini.
Engkau masih diberikan kesempatan di dunia ini. Itulah hidayah yang mahal!
Oleh karena itu, dekap hidayah itu dan jangan kau lepas!
Jika nasehat kematian tidak bisa juga menggerakkan hatimu dan sedikitpun tidak bisa menggetarkan hatimu, tanya kenapa?
Tangisilah. Dosa apa yang telah aku perbuat sampai kerasnya hati ini untuk menjemput hidayah? Mengapa tak bisa juga nasehat demi nasehat membukakan hatiku?
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu meriwayatkan: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan', yaitu kematian". [HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Tirmidzi]
Ya Rabb...
Sejauh apapun aku pergi, mau ke ujung dunia sekalipun dan naik turun gunung, jasad ini tetap akan kembali pada-Mu.
"Kullu nafsin dzaa iqotul maut." Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian. [QS. Al -Imran: 185]
Teman-temanmu meninggalkanmu. Keluargamu meninggalkanmu.
Sanak saudaramu juga pergi meninggalkanmu.
Kematianmu hanya ditangisi sepekan. Setelah itu mereka sibuk kembali dengan dunia mereka. Dengan pekerjaannya dan aktivitasnya.
Mereka yang kehilanganmu akan tertawa-tawa lagi seperti sediakala. Tidak akan ada yang berubah. Dan hartamu di bank, di dompet, di rumah. Semua menjadi ahli warismu. Tak ada seperak pun harta yang ikut pula ke alam kuburmu.
Lalu bagaimana denganmu?
Sendiri dalam kubur mempertanggungjawabkan semua perbuatan di kala masih hidup. Tanpa teman, tanpa pasangan, tanpa sang atasan yang dulu kita mati-matian takut dan menurut akan perintahnya hingga akhirnya kita memaksiati Allah ﷻ.
Tanyakan! Kemana yang dulu membela duniaku?
Tak ada satupun yg menemani dan akhirnya membelaku di dalam kubur. Yang tersisa hanya amal solehku.
Yang tersisa hanya kepedihan dan sesal.
Dan aku di sana bukan hanya sekadar seminggu atau dua minggu. Bukan pula sejuta-dua juta tahun.
Bukan hanya bermilyaran tahun. Namun di sanalah aku SELAMA LAMANYA.
Wahai diri ini, bersegeralah bertaubat sebelum umur ini sirna! Sebelum maut menyambangiku. Sebelum sakit menghalangiku. Sebelum tua renta mendatangiku.
Wahai orang yang berkata, "Aku akan bertaubat besok", bagaimana engkau bertaubat esok hari? Sementara esok hari bukanlah milikmu! Bagaimana engkau baru bertaubat esok hari, sementara bisa jadi engkau tidak bertemu lagi dengan esok hari.
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah ﷻ dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah ﷻ sesungguhnya Allah ﷻ Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan". [QS. Al-Hasyr: 18]
Dan mereka menangis meraung-raung di dalam kuburnya seraya berkata:
"Wahai Rabb-ku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal shaleh terhadap apa yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja." [QS. Al Mu'minūn: 99-100]
Maka wahai jiwa jiwa yg masih hidup, bersegeralah memohon ampunan Allah ﷻ. Kerjakanlah amal shaleh dan jauhi maksiat yang mendatangkan murka-Nya!
Sebab sungguh isak tangismu tidak berguna disana, raunganmu tidak akan didengar di sana, sujudmu tidak lagi ada manfaat di sana.
Selamat menikmati hari pertamamu di rumah baru mu: ALAM KUBURMU.
Persiapkan #selfreminder
Komentar
Posting Komentar